Baca ... Baca ... Baca ...

Baca ... Baca ... Baca ...
Oleh: H.S. Ibnu Sabil
Baca bisa diartikan membaca buku,
membaca koran dan majalah, membaca
keadaan dan situasi, membaca pikiran dan
isi hati, atau yang lainnya. Hal yang jelas,
arti termudah untuk baca (membaca) adalah
membaca tulisan, bacaan, atau buku.
Kegiatan membaca ini sudah dilakukan sedari
kecil pada saat belajar mengenal huruf, A-BC,
mengeja, membaca ini ibu budi, dan
kemudian berkembang sesuai kebutuhan dan
jenjang pendidikan. Dengan membaca kita
bisa tahu banyak. Kita bisa tahu segala sesuatu
yang terjadi di luar jangkauan kita.
Hanya sekarang ada gejala menurunnya minat
baca di masyarakat.
Kegiatan membaca mulai ditinggalkan
masyarakat karena dianggap kurang praktis.
Selain itu, juga disebabkan biaya buku atau
bacaan (pendidikan/nonpendidikan) yang
relatif mahal. Sarana dan prasarana pemerintah
untuk menunjang program minat baca ini
juga dirasakan masih kurang. Dari sekian
banyak perpustakaan yang bisa dikunjungi
umum, mungkin hanya beberapa yang
dilengkapi fasilitas yang memadai dan bukubuku
yang lengkap dan berbobot. Itu pun
hanya digunakan oleh kalangan yang benarbenar
berkepentingan dengan buku, misalnya
untuk keperluan penelitian, skripsi, atau tugas
akhir. Jarang orang datang ke perpustakaan
untuk bersantai, meluangkan waktunya
membuka jendela dunia yang katanya didapat
lewat membaca buku.
Banyak orang yang menganggap membaca
buku menjemukan dan memerlukan
konsentrasi penuh. Setidaknya harus dilakukan
dalam keadaan tenang dan nyaman
sambil duduk. Orang lebih suka menghabiskan
waktunya bersama si kotak ajaib, yang
bisa menampilkan secara lengkap audio dan
visual. Hal terpenting, TV dianggap lebih
hemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya
dan waktu ekstra. Biaya hanya dikeluarkan
pada saat membeli TV, membayar listrik
sebulan sekali, dan iuran TV setahun sekali.
Lain halnya dengan membaca yang diperlukan
anggaran dan waktu ekstra untuk membeli
dan mencari buku di toko-toko buku. Selain
itu, dengan alasan kepraktisan, saluran TV
dapat diganti dengan mudah hanya menekan
remote control. Dengan begitu, kita pun dapat
memindahkan acara TV ke saluran lain yang
kita sukai.
Anak-anak pun lebih suka berdiam diri
di depan TV daripada pergi ke perpustakaan
atau toko buku. Selain karena sangat sedikit
orang tua yang secara sadar memberikan
anaknya buku untuk membaca, orang tua
kadangkala tidak memahami jika kegiatan
membaca sangat penting, sehingga harus
dipupuk sedari dini. Apalagi dengan
mewabahnya demam PS atau playstation,
bentuk permainan yang dianggap mengasyikkan.
Seorang anak berdalih, membaca
buku kurang seru karena sang jagoan tidak
bisa digambarkan membunuh lawannya
sampai berdarah-darah. Meskipun mereka
membaca, mereka lebih suka memilih bacaan
ringan seperti komik-komik Jepang yang bisa
didapat dengan mudah di toko buku besar
atau taman bacaan daripada bacaan berbobot.
Walaupun demikian, minat baca masyarakat
tidak sepenuhnya menurun. Hal ini
dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat
yang memanfaatkan membaca koran atau
majalah di perpustakaan. Hal ini menunjukkan
keperluan masyarakat akan bacaan yang
bermutu dan bisa memberdayakan masyarakat
masih cukup tinggi. Jika saja harga buku
dapat ditekan, bukan tidak mungkin minat
baca masyarakat akan meningkat.
Masyarakat sangat berkeinginan
membeli buku-buku bekas (umumnya buku
pelajaran). Misalnya di Gasibu yang setiap
hari Minggu banyak digelar dengan harga
murah antara seribu sampai lima ribu rupiah.
Daerah Cikapundung masih banyak dicari
orang untuk membeli buku teks bekas dengan
harga terjangkau dibandingkan membeli buku
baru di toko buku. Apabila mencari buku
baru, orang akan bergegas ke Palasari atau
Pasar Suci yang konon harganya lebih miring
dibandingkan di toko buku besar. Pameran
buku masih diminati banyak orang untuk
memburu buku berkualitas dengan harga discount.
Bacaan juga bisa didapat lewat surfing
di internet. Warnet dapat dijumpai di
mana saja dengan biaya berkisar Rp2500,00
– Rp4000,00 rupiah per jam. Kita bisa
mencari artikel berbagai disiplin ilmu dalam
situs berbahasa Indonesia atau Inggris. Saat
ini banyak penerbit buku dan majalah yang
berkualitas turut membentuk masyarakat
gemar membaca.
(Sumber: www.google.co.id, dengan pengubahan)

Comments