MENGENAL ZAT TAMBAHAN PADA MAKANAN

Zat aditif adalah bahan tambahan makanan yang berguna sebagai pelengkap pada produk
makanan dan minuman. Bahan ini umumnya diperlukan untuk menambah rasa, memberi warna,
melembutkan tekstur, dan mengawetkan makanan.
Zaman dulu orang masih menggunakan zat tambahan alami dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Contohnya, untuk memberi rasa manis digunakan gula tebu dan madu, sedangkan daun suji, kunyit,
gula merah, dan daun jati ditambahkan untuk memberi warna pada makanan atau minuman.
Namun sayangnya, kini banyak produsen makanan yang mengganti zat tambahan alami tersebut
dengan zat tambahan sintetis yang sifatnya lebih berbahaya bagi kesehatan manusia apabila dikonsumsi
secara terus menerus dan berlebihan. Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), ada
dua macam kategori zat aditif pada makanan. Pertama, zat aditif yang diizinkan untuk digunakan dengan
jumlah penggunaan maksimum. Kedua, zat aditif yang dilarang untuk digunakan pada pangan karena
memang bersifat membahayakan kesehatan.
Jenis zat tambahan yang boleh digunakan untuk makanan oleh para ilmuwan dikelompokkan
sebagai berikut:
- Bahan pengental yang berbahan lemak dan air.
- Bahan penstabil dan pemekat, contohnya alginat.
- Bahan peningkatan nutrisi, contohnya berbagai macam ekstrak vitamin
- Bahan pengawet makananan, contohnya garam nitrat
- Bahan pengembang untuk roti dan bolu
- Bahan penyedap rasa, contohnya monosodium glutamat
- Bahan pemberi warna.
Zat tambahan yang berbahaya digunakan pada pangan diuraikan berikut:
- Formalin, bahan yang biasa digunakan dalam industri plastik, kertas, tekstil, cat dan pengawet
mayat. Saat ini formalin sering digunakan pada ayam, tahu, dan mie untuk menambah kekenyalan
dan memperpanjang masa simpan produksi
- Boraks, bahan campuran pada detergen yang juga sering dicampurkan pada bakso dan kerupuk
untuk memperbaiki warna, tekstur, dan rasa
- Pewarna rhodamin B , biasa dipakai dalam industri tekstil, sekarang juga banyak digunakan untuk
memberi warna pada makanan dan kosmetik.
Penggunaan zat aditif secara berlebihan dan terus menerus dapat membahayakan kesehatan.
Hal ini disebabkan sifat zat aditif yang mutagenik/karsinogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan
genetik, kanker, penuaan sel, dan kerusakan organ yang lain.
Berikut beberapa dampak negatif zat aditif ke tubuh manusia:
1. Penyedap rasa, seperti MSG, dapat membuat kerusakan otak, kelainan hati, hipertensi, stres, demam
tinggi, penuaan dini, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidakmampuan belajar, dan depresi.
2. Pemanis buatan, seperti sakarin dan aspartan, dapat menyebabkan kanker kantong kemih dan
gangguan saraf dan tumor otak.
3. Pewarna sintetis, banyak dijumpai pada sirup dan kue, dapat menimbulkan alergi dan kanker hati.
4. Formalin, dapat menyebabkan kanker dan dapat merusak sistem saraf.
5. Boraks, dapat menimbulkan rasa mual, muntah, diare, sakit perut, penyakit kulit dan kerusakan ginjal.
6. Pewarna rhodamin B dapat menyebabkan kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru,
maag, tenggorokan, hidung dan usus.
Kita sebagai konsumen memang harus waspada dan teliti dalam memilih makanan. Sebaiknya
makan bahan-bahan alami. Kalaupun kita menggunakan produk olahan sudah jadi, perhatikan komposisi
kandungannya dan memilih produk yang paling sedikit penggunaan zat aditifnya
Khusus untuk formalin, kita dapat mengetesnya terlebih dahulu pada makanan dengan mencelupkan
kertas indikator pada air rendaman makanan tersebut. Apabila berubah warna bisa dipastikan makanan
tersebut menggunakan formalin. Sekarang, kertas indikator tersebut bisa diperoleh di apotik dan toko obat.

Comments