Menulis drama satu babak

Ciri yang menonjol pada karya sastra drama adalah bentuk
dari drama yang berupa dialog-dialog para pemerannya. Dari
dialog-dialog itulah cerita drama berlangsung. Dialog-dialog itu
nantinya akan diperagakan oleh para pelaku ketika drama sudah
dimainkan. Oleh karena itu, kunci keberhasilan kalian menulis
naskah drama adalah kemampuan kalian menerjemahkan cerita
atau jalan cerita ke dalam dialog atau percakapan para pelakunya.
Sebelum kalian menulis drama satu babak, berikut ini hal-hal
yang harus kalian perhatikan.
1. Temukan ide cerita
Carilah ide cerita yang dapat kalian tuangkan dalam menulis
naskah drama satu babak. Ingat, bahwa dalam satu babak itu,
inti cerita harus sudah terselesaikan. Jadi, bukan satu babak yang
akan memiliki kelanjutan cerita. Pilihlah ide-ide cerita ringan
yang bisa terselesaikan dengan satu babak dialog.
2. Tentukan pelaku cerita
Setelah ide cerita kalian temukan, tentukanlah cerita tersebut
akan diperankan oleh berapa pelaku. Selain pelaku utama, harus
dipertimbangkan pula pelaku sampingan atau pelaku
pembantu.
3. Tuliskan naskah drama
Mulailah menuliskan naskah drama dengan terlebih dulu
melukiskan latar panggung yang menggambarkan cerita itu
berlangsung kapan dan di mana, tentukan juga benda-benda
yang harus berada di panggung. Setelah itu mulailah dengan
menuliskan dialog-dialog pelaku. Ingat, jangan menuliskan dialog
dengan kalimat-kalimat yang panjang karena menyulitkan
pemeran dalam memahami dan menghapal dialog.

Agar lebih memahami, perhatikan contoh berikut!
Drama ini dimulai dengan Daniar yang sedang membereskan
buku-bukunya, sementara Ibunya sedang menjahit baju.
Malam sudah lewat jam sepuluh.
Daniar : Mama tahu kapan kira-kira perang dunia ketiga
akan meletus?
Mama : Bagaimana Mama tahu?
Daniar : Dan kira-kira apa penyebab langsungnya menurut
Mama?
(Mama tidak menjawab)
Daniar : Apa mungkin ya Ma? Pertempuan dimulai dari
desa kecil di ujung dunia sana?
Mama : Wah, Mama mana tahu, Daniar? Yang Mama tahu
ya ukuran baju, model baju, dan alat menjahit.
Daniar : Ya, nanti kalau Daniar jadi ahli sejarah, pasti tahu!
(Mama mendekati Daniar membantu merapikan meja
belajarnya)
Mama : Sekarang tidurlah. Kamu belajar terlalu keras.
Kamu sehat, bukan?
Daniar : Tentu Ma! Daniar harus belajar keras! Daniar ingin
berhasil Ma! Daniar ingin jadi ilmuwan!
Mama : Iya, Mama tahu! Tapi menjaga kesehatan juga
penting, bukan? Nah, sekarang tidurlah!
Daniar : Oke, Ma!
Mama : Oh, iya ... tadi Daniar ingin jadi ahli sejarah?
Daniar : Iya, Ma! Apakah Mama tidak setuju?
Mama : Sudahlah, besok dibicarakan lagi. Sekarang
tidurlah!
(Melangkah ke pintu)

Comments