Menerangkan Sifat-sifat Tokoh dari Kutipan Novel


Sama seperti karya sastra lainnya, novel mempunyai ciri yang berbeda sesuai dengan zaman penulisannya, yaitu zaman sebelum tahun 20-an, tahun 20-an, tahun 30-an, '45, '66, dan seterusnya. Karakter atau  sifat-sifat tokoh yang ditampilkan dalam cerita pun berbeda-beda. Isi atau ceritanya pasti juga berbeda karena disesuaikan dengan budaya pada saat novel itu ditulis. Oleh karena itu, berikut ini kalian akan dilatih untuk memahami dan akhirnya dapat mengidentifikasi sifat tokoh dari sebuah novel.

Klasifikasi tokoh berdasarkan peranan tokoh dalam cerita, terdapat tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama terbagi atas dua macam, yakni tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis yaitu tokoh utama yang mendukung jalannya cerita (biasanya berwatak baik). Ada pun tokoh antagonis yaitu tokoh yang mempunyai konflik dengan tokoh protagonis (biasanya berwatak jahat). Daya tarik suatu novel biasanya terletak pada kekuatan konflik antara kedua tokoh tersebut.

Perwatakan merupakan unsur yang penting untuk menghidupkan tokoh. Ada beberapa cara yang dapat kalian gunakan untuk mencari gambaran watak seorang tokoh dalam sebuah novel. Berikut ini cara-cara tersebut.
a. Pengarang langsung menunjuk watak pelaku yang dikehendakinya.
b. Pengarang langsung menunjuk watak pelaku, tetapi menggunakan bahasa yang diperhalus.
c. Melalui pernyataan tokohnya sendiri.
d. Melalui gerak-gerik pelaku.
e. Melalui analisis pengarang sendiri.
f. Melalui dialog antarpelaku.

Perhatikan kutipan novel berikut ini!


Si Jamin dan Si Johan
Oleh: Merari Siregar
Si Jamin menelusuri jalan setapak di tengah teriknya sinar matahari. Ia adalah pengemis kecil yang harus membiayai hidup si Johan (adiknya) dan Inem (ibu tirinya yang sangat kejam). Dalam usianya yang begitu muda, ia harus berperang melawan keganasan kota Jakarta.
Suatu hari ia dipukuli Inem (ibu tirinya) karena membawa uang dua puluh sembilan sen. Kalau saja ibu kandungnya masihada, tentu mereka tidak akan menderita seperti ini dan ayahnya pun takkan menjadi pemabuk.
Hari demi hari dilalui Jamin dengan menjadi pengemis dan semua uangnya harus ia serahkan kepada ibu tirinya. ...............................
(Sumber: Ikhtisar Roman Sastra Indonesia, 1999, dengan pengubahan)




Watak tokoh-tokoh dalam kutipan novel di atas digambarkan dengan cara pengarang langsung menunjuk watak pelaku. Bukti hal tersebut adalah Inem digambarkan sebagai ibu tiri yang sangat kejam karena ia menyuruh Jamin untuk mengemis. Selain itu, pengarang juga menggambarkan watak tokoh melalui gerak-gerik pelakunya. Bukti hal tersebut adalah segala aktivitas Jamin yang dengan tabah mengemis untuk menghidupinya Johan, Inem, dan dirinya.